Kamis, 10 Maret 2011

Filsafat ludwing feurbach





Pemikiran Feuerbach
Feuerbach menempatkan kepastian inderasi: realita yang nyata dan dasar adalah realita yang kita tangkap melalui panca indra, yang kita lihat, kita pegang, kita dengar, dengan manusia indrawi sebagai pusatnya.
             Feuerbach mengkritik agama,  Inti kritik agama Feuerbach adalah bukanlah tuhan yang menciptakan manusia, melainkan sebaliknya tuhan adalah ciptaan angan-angan manusia. Agama hanyalah suatu proyeksi manusia. Allah, Malaikat, Surga, neraka tidak mempunyai kenyataan pada dirinya sendiri., melainkan hanya merupakan gambar-gambar yang dibentuk manusia tentang dirinya sendiri, cerminan isi hati manusia yang kemudian melemparkan, melalui daya hayal, kedalam surga angan-angan saja. Beragama itu tidak berarti mengambil sikap terhadap mahluk adikodrati, melainkan terhadap khayalan manusia tentang dirinya sendiri. Apa yang dikatakan oleh Allah, Surga, dan neraka itu sebetulnya perkataan manusia tentang dirinya sendiri. Isi-isi agama sebenarnya hanya realita manusia sendiri saja yang diproyeksikan kedalam surga.  Tetapi karena manusia sendiri tidak memahami bahwa agama itu sebenarnya hanya hakikatnya sendiri, maka dalam agama hakikat manusia diasingkan dirinya. Agama adalah tanda keterasingan manusia dari dirinya sendiri.
            Untuk keluar dari keterasingan itu, untuk mencapai hakikatnya sendiri yang sebenarnya, manusia harus meniadakan agama. Kita harus mengerti, masalahnya bukanlah tuhan yang maha kuasa, maha bijaksana, maha baik, maha murah hati, maha adil, melainkan manusia sendiri yang kuasa, bijaksana, baik, murah hati dan maha adil. Apabila manusia menemukan dirinya sendiri didalam agama, dia mengembalikan hakikatnya pada dirinya sendiri dan dengan demikian akhirnya menjadi manusia yang kaya, manusia yang betul-betul manusiawi. Manusia yang beragama buat Feuerbach adalah manusia yang miskin, karena ia telah melemparkan kekayaan kodratnya kedalam dunia angan-angan. Kekayaan hakikat manusia, dengan demikian, menghadapi manusia sebagai  mahluk yang asing, yakni sebagai Allah, dan dihadapan ia membungkuk. Penderitaan manusia adalah tempat kelahiran Allah, kata Feuerbach. Apabila manusia mengerti kenyataan itu dan menarik kembali agama kedalam dirinya sendiri, ia akan menjadi mahluk yang kaya dan sanggup untuk membangun suatu dunia persaudaraan yang baru.
             Bagian kritik Feuerbach yang paling berpengaruh ditatanan masyarakat sampai hari ini adalah kritik masalah agama. Pemikiran feurbach menurut saya sendiri sangat ateis sekali, menurutnya  diatas yang sangat bertentangan  adalah bukanlah tuhan yang maha kuasa, maha bijaksana, maha baik, maha murah hati, maha adil, melainkan manusia sendiri yang kuasa, bijaksana, baik, murah hati dan maha adil. Dan feuerbach menyatakan bukanlah tuhan yang menciptakan manusia, malah sebaliknya tuhan adalah ciptaan angan-angan manusia.  Allah, Malaikat, Surga, neraka tidak mempunyai kenyataan pada dirinya sendiri., melainkan hanya merupakan gambar-gambar yang dibentuk manusia tentang dirinya sendiri, cerminan isi hati manusia yang kemudian melemparkan, melalui daya hayal, kedalam surga angan-angan saja. Pemikiran Feuerbach diatas adalah seakan-akan manusialah yang  paling berkuasa di muka bumi ini dan tiada satupun yang setara dengan manuasia.
            Di atas Feuerbach hanya membicarakan manusia terasing pada dirinya sendiri karna adanya agama tapi ia tidak membicarakan tentang mengapa manusia sampai mengasingkan diri kedalam agama?  Feuerbach hanya menyebut keterasingan manusia dalam agama tanpa mempersoalkan mengapa sampai terjadi demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar